1 Anaximander (610-546 SM)
2 Aristharkus (abad ke-3 SM)
3 Aristoteles (384-322 SM)
4 James Bradley (1693-1762)
5 Tycho Brahe (1546-1601)
6 Nicolaus Copernicus (1473-1543)
7 John Ludwig Emil Dreyer (1852-1926)
8 Eratosthenes (276-196 SM)
9 Galileo Galilei (1564-1642)
10 Johann Gottfried Galle (1812-1910)
11 George Gamow (1904-1968)
12 Sir William Herschel (1738-1822)
13 Hipparkus (abad ke-2 SM)
14 Sir Fred Hoyle (1915-...)
15 Edmond Halley (1656-1742)
16 Edwin Hubble (1889-1953)
17 Immanuel Kant (1724-1804)
18 Johannes Kepler (1571-1630)
19 Laplace, Pierre Simon, Marquis de (1749-1827)
20 Henrietta Leavitt (1868-1921)
21 Georges Lemaitre (1894-1966)
22 Urbain Jean Joseph Leverrier (1811-1877)
23 Percival Lowell (1855-1916)
24 Charles Messier (1730-1817)
25 Sir Isaac Newton (1642-1727)
26 Ptolomeus (abad ke-2 M)
27 Pythagoras (abad ke-6 SM)
28 Carl Sagan (1934-1996)
29 Giovanni Schiaparelli (1835-1910)
30 Marteen Schmidt (1929-...)
31 Harlow Shapley (1885-1972)
32 Clyde Tombaugh (1906-1997)
33 Carl von Weizsacker, (1912-...)
Anaximander (610-546 SM)
Seorang  ilmuwan Yunani yang sering disebut sebagai "Bapak Ilmu Astronomi". Ia  menganggap bentuk Bumi sebagai silinder dan angkasa berputar tiap hari  mengelilinginya.
Aristharkus (abad ke-3 SM)
Seorang ilmuwan  Yunani yang percaya bahwa Matahari adalah pusat alam semesta. Ia orang  pertama yang menghitung ukuran relatif Matahari, Bumi dan Bulan. Ia  menemukan bahwa diameter bulan lebih dari 30% diameter Bumi (sangat  dekat dengan nilai sebenarnya yaitu 0,27 kali diameter bumi). Ia juga  memperkirakan bahwa Matahari memiliki diameter 7 kali diameter Bumi. Ini  kira-kira 15 kali lebih kecil dari ukuran sebenarnya yang kita ketahui  saat ini.
Aristoteles (384-322 SM)
Seorang ilmuwan  Yunani yang percaya bahwa Matahari, Bulan dan planet-planet mengitari  Bumi pada permukaan serangkaian bola angkasa yang rumit. Ia mengetahui  bahwa Bumi dan Bulan berbentuk bola dan bahwa bulan bersinar dengan  memantulkan cahaya Matahari, tetapi ia tak percaya bahwa Bumi bergerak  dalam Antariksa ataupun bergerak dalam porosnya.
James Bradley (1693-1762)
Seorang  ahli astronomi Inggris yang menemukan penyimpangan yang disebut Aberasi  Sinar Cahaya di tahun 1728, yaitu bukti langsung pertama yang dapat  diamati bahwa Bumi beredar mengelilingi Matahari. Dari besarnya  penyimpangan ia menghitung kecepatan cahaya sebesar 295.000 km/dt. Hanya  sedikit lebih kecil dari nilai sebenarnya (299.792,4574 km/dt, US  National Bureau of Standards).
Tycho Brahe (1546-1601)
Seorang  ahli astronomi Denmark, dipandang sebagai pengamat terbesar di zaman  pra-teleskop. Dengan memakai alat bidik sederhana, Brahe mengukur posisi  planet dengan ketelitian yang lebih besar dari siapapun sebelumnya. Hal  ini memungkinkan asistennya, Johannes Kepler untuk memecahkan hukum  gerakan planet. (Lihat gambar)
Nicolaus Copernicus (1473-1543)
Seorang  ahli astronomi Polandia yang mencetuskan pandangan bahwa Bumi bukanlah  pusat alam semesta sebagaimana pandangan umum pada masanya, melainkan  mengitari Matahari seperti planet lainnya. Pola berani ini disajikan  dalam bukunya Mengenai Perkisaran Bola-Bola Angkasa yang terbit ditahun  wafatnya. Polanya itu lebih memudahkan penjelasan tentang gerakan planet  sesuai pengamatan. teorinya didukung oleh pengamatan Galileo dan  dibenarkan oleh perhitungan Johannes Kepler (Lihat gambar).
John Ludwig Emil Dreyer (1852-1926)
Seorang  ahli astronomi Denmark yang menghimpun sebuah katalog utama yang memuat  hampir 8000 kelompok bintang dan Nebula. Katalog yang disusunnya  disebut Katalog Umum Baru (the New General Catalogue, NGC).
Eratosthenes (276-196 SM)
Seorang  ahli astronomi Yunani yang pertama-tama mengukur besarnya Bumi secara  teliti. Ia mencatat perbedaan ketinggian Matahari di langit sebagaimana  terlihat pada tanggal yang sama dari dua tempat pada garis utara-selatan  yang jaraknya diketahui. Dari pengamatannya, ia menghitung bahwa Bumi  mestinya bergaris tengah 13.000 km. Hampir tepat dengan angka yang  sebenarnya (12.756,28 km pada katulistiwa).
Galileo Galilei (1564-1642)
Seorang  ilmuwan Italia yang menciptakan revolusi dalam astronomi dengan  pengamatan perintisnya di angkasa. Dalam tahun 1609, Galileo mendengar  mengenai penciptaan teleskop dan membuat satu bagi dirinya. Dengan itu  ia menemukan kawah-kawah bulan, melihat bahwa Venus menunjukkan  fase-fase sambil ia mengitari Matahari dan menemukan bahwa Jupiter  memiliki empat buah Bulan. (Lihat gambar)
Johann Gottfried Galle (1812-1910)
Seorang  ahli astronomi Jerman yang menemukan planet Neptunus. Dengan  menggunakan perhitungan Urbain Leverrier, Galle menemukan Neptunus pada  malam hari, di tanggal 23 September 1846, tidak seberapa jauh dari  posisi yang semula diperhitungkan.
George Gamow (1904-1968)
Seorang  ahli astronomi Amerika pendukung teori ledakan besar (Big Bang).  Menurut hitungannya, kira-kira 10% bahan dalam alam semesta seharusnya  adalah Helium yang terbentuk dari Hidrogen selama terjadinya ledakan  besar; pengamatan telah membenarkan ramalan ini. Ia juga meramalkan  adanya suatu kehangatan kecil dalam alam semesta sebagai peninggalan  ledakan besar. Radiasi Latar belakang ini akhirnya ditemukan pada 1965.
Sir William Herschel (1738-1822)
Seorang  ahli astronomi Inggris, lahir di Jerman, yang menemukan planet Uranus  pada tanggal 17 Maret 1781 beserta dua satelitnya dan juga dua satelit  Saturnus. Herscel membuat survey lengkap langit utara dan menemukan  banyak bintang ganda dan nebula. Untuk menangani pekerjaan ini, ia  membangun sebuah reflektor 122 cm, terbesar di dunia saat itu. Survey  langit Herschel itu meyakinkan bahwa galaksi kita berupa sistem bintang  berbentuk lensa, dengan kita di dekat pusat. Pandangan ini diterima  hingga zaman Harlow Shapley.
Hipparkus (abad ke-2 SM)
Seorang  ahli astronomi Yunani yang dianggap terbesar di zamannya. Ia membuat  sebuah katalog 850 bintang dengan teliti yang dibagi kedalam enam  kelompok kecerlangan atau magnitudo; bintang paling cemerlang dengan  magnitudo 1 dan yang paling lemah (yang tampak dengan mata telanjang)  dengan magnitudo 6. Suatu sistem magnitudo yang disesuaikan masih  digunakan dewasa ini. Hipparkus menemukan bahwa posisi bumi agak goyah  di antariksa, suatu efek yang disebut presesi.
Sir Fred Hoyle (1915-...)
Seorang  ahli astronomi Inggris yang dikenal karena karyanya mengenai Teori  Keadaan Tunak yang menyangkal bahwa alam semesta diawali dengan suatu  ledakan besar. Hoyle menunjukkan bagaimana unsur-unsur kimia berat dalam  alam semesta tersusun dari hidrogen dan helium dengan reaksi-reaksi  nuklir di dalam bintang, dan tersebar dalam antariksa oleh ledakan  supernova.
Edmond Halley (1656-1742)
Seorang  ahli astronomi Inggris yang di tahun 1705 memperhitungkan bahwa komet  yang terlihat dalam tahun-tahun 1531, 1607 dan 1682 sesungguhnya adalah  benda yang sama yang bergerak dalam satu garis edar tiap 75 atau 76  tahun mengedari matahari. Komet tersebut kini dikenal sebagai Komet  Halley. Dalam tahubn 1720, Halley menjadi ahli astronomi kerajaan yang  kedua, Di Greenwich ia membuat studi yang memakan waktu lama mengenai  gerakan bulan.
Edwin Hubble (1889-1953)
Seorang  ahli astronomi Amerika yang di tahun 1924 menunjukkan bahwa terdapat  galaksi lain di luar galaksi kita. Selanjutnya ia mengelompokkan galaksi  menurut bentuknya yang spiral atau eliptik. Di tahun 1929 ia  mengumumkan bahwa alam semesta mengembang dan bahwa galaksi bergerak  saling menjauhi denga kecepatan yang semakin tinggi; hubungan ini  kemudian disebut hukum Hubble. Jarak sebuah galaksi dapat dihitung  dengan hukum Hubble bila kecepatan menjauhnya diukur dari pergeseran  merah cahayanya. Menurut pengukuran terakhir, galaksi bergerak pada 15  km/dt tiap jarak satu juta tahun cahaya. Nama Hubble kini diabadikan  pada sebuah teleskop raksasa di antariksa yang dioperasikan oleh NASA.
Immanuel Kant (1724-1804)
Seorang  filsuf Jerman yang pada tahun 1755 mengajukan cikal-bakal teori modern  tentang tata surya. Kant percaya bahwa planet-planet tumbuh dari sebuah  cakram materi di sekeliling Matahari, sebuah gagasan yang kemudian  dikembangkan oleh Marquis de Laplace. Kant juga berpendapat bahwa nebula  suram yang terlihat di antariksa adalah galaksi tersendiri seperti  galaksi Bima Sakti kita. Pendapat tersebut kini telah terbukti  kebenarannya.
Johannes Kepler (1571-1630)
Seorang  ahli matematika dan ahli Astronomi Jerman yang menemukan ketiga hukum  dasar pergerakan planet. Pertama, dan yang terpenting, ia di tahun 1609  menunjukkan bahwa planet bergerak mengelilingi Matahari dalam orbit  eliptik, bukannya dalam kombinasi lingkaran-lingkaran sebagaimana  diperkirakan sebelumnya. Ia menunjukkan pula bahwa kecepatan planet  berubah sepanjang orbitnya, lebih cepat bila lebih dekat dengan Matahari  dan lebih lambat bila jauh. Di tahun 1619 ia menunjukkan bahwa jangka  waktu yang diperlukan sebuah planet untuk menyelesaikan satu orbit  berkaitan dengan rata-rata jaraknya dari matahari. Untuk perhitungannya,  Kepler menggunakan pengamatan Tycho Brahe.
Laplace, Pierre Simon, Marquis de (1749-1827)
Seorang  ahli matematika Prancis yang mengembangkan teori asal mula tata surya  yang digagas oleh Immanuel Kant. Di tahun 1796, Laplace melukiskan  bagaimana cincin-cincin materi yang terlempar dari Matahari dapat  memadat menjadi planet-planet. Perincian teori tersebut telah ditinjau  kembali, tetapi pada pokoknya tidak berbeda dengan teori-teori modern  mengenai awal-mula terjadinya tata surya.
Henrietta Leavitt (1868-1921)
Seorang  ahli astronomi Amerika yang menemukan sebuah teknik penting dalam  astronomi untuk mengukur jarak bintang dengan memakai bintang-bintang  Variabel Cepheid. di tahun 1912 ia menemukan bahwa kecerlangan rata-rata  sebuah Cepheid berhubungan langsung dengan jangka waktu yang  diperlukannya untuk berubah, dengan Cepheid paling cemelang memiliki  periode paling lama. Jadi, dengan mengukur waktu variasi cahaya sebuah  Cepheid, para astronom dapat memperoleh kecerlangan sebenarnya, dengan  demikian jaraknya dari bintang dan planet lain dapat pula dihitung.  (Lihat gambar)
Georges Lemaitre (1894-1966)
Seorang  ahli astronomi Belgia yang pada tahun 1927 mencetuskan teori Ledakan  Besar kosmologi yang menyatakan bahwa alam semesta dimulai dengan suatu  ledakan besar dahulu kala dan bahwa sejak itu kepingannya masih terus  beterbangan. Lemaitre mendasarkan teorinya pada pengamatan Edwin Hubble  mengenai alam semesta yang mengembang.
Urbain Jean Joseph Leverrier (1811-1877)
Seorang  ahli matematika Prancis yang memperhitungkan keberadaan planet  Neptunus. Saat memeriksa gerakan Uranus, ia menemukan bahwa gerakannya  dipengaruhi oleh sebuah planet tak dikenal. Perhitungan Leverrier  memungkinkan penemuan Neptunus oleh Johann Galle.
Percival Lowell (1855-1916)
Seorang  ahli astronomi Amerika yang memetakan saluran-saluran di Mars dan  percaya tentang adanya kehidupan di planet tersebut. Dalam tahun 1894 ia  mendirikan observatorium Lowell di Arizona guna mempelajari Mars.  Lowell juga mempercayai adanya planet di seberang Neptunus yang belum  ditemukan. Ia mulai mencarinya di langit dengan bantuan gambar foto.  Planet baru itu, kemudian dinamai Pluto, akhirnya ditemukan oleh Clyde  Tombaugh pada tahun 1930, setelah meninggalnya Lovell. Selain merupakan  nama Dewa Kematian bangsa Yunani Kuno, dua huruf awal pada Pluto juga  merupakan penghormatan untuk namanya.
Charles Messier (1730-1817)
Seorang  ahli astronomi Prancis yang menyusun sebuah daftar berisi lebih dari  100 kelompok bintang dan nebula. Hingga sekarang, banyak diantara objek  ini yang masih disebut dengan nomor Messier atau M, seperti M1, nebula  Kepiting, dan M31, galaksi Andromeda.
Sir Isaac Newton (1642-1727)
Seorang  ilmuwan Inggris yang melalui hukum-hukum gravitasinya membantu  menerangkan mengapa planet mengitari Matahari. Johannes Kepler juga  menghitung hal ini dengan hukumnya mengenai gerakan planet. Newton juga  memberi sumbangan penting kepada astronomi pengamatan dengan  penelitiannya mengenai cahaya dan optika. Di tahun 1668 ia membangun  teleskop pemantul (reflektor) yang pertama di dunia.
Ptolomeus (abad ke-2 M)
Seorang  ilmuwan Yunani yang menyusun gambaran baku mengenai Alam semesta yang  dipakai oleh para ahli astronomi hingga zaman Renaissance. Menurut  Ptolomeus, Matahari, Bulan, dan planet-planet beredar mengelilingi Bumi  dengan suatu sistem yang rumit. Teori ini akhirnya ditentang dan  dibuktikan kesalahannya oleh pandangan Copernicus. Ptolomeus menulis  ensiklopedi besar astronomi Yunani yang disebut Almagest.
Pythagoras (abad ke-6 SM)
Seorang  ilmuwan Yunani yang diketahui sebagai yang pertama kalinya mencetuskan  gagasan bahwa Bumi berbentuk bola. Ia percaya bahwa Bumi terletak di  pusat alam semesta dan benda-benda angkasa lain beredar mengelilingi  Bumi.
Carl Sagan (1934-1996)
Seorang  ilmuwan Amerika yang dikenal karena penelitiannya mengenai kemungkinan  adanya bentuk kehidupan diluar planet Bumi. Ia terlibat sebagai peneliti  dalam berbagai misi wahana tak berawak yang diluncurkan oleh NASA,  diantaranya adalah misi Mariner ke planet Venus dan Viking ke planet  Mars.
Giovanni Schiaparelli (1835-1910)
Seorang  ahli astronomi Italia yang pertama kali melaporkan adanya "saluran" di  permukaan planet Mars ketika planet tersebut mendekat di tahun 1877. Ia  menamakannya canali, dari bahasa Italia yang berarti "saluran". Ia tidak  mempercayai bahwa saluran itu adalah buatan mahluk cerdas, tetapi  penerjemahan yang kurang tepat memberi kesan yang keliru. Schiaparelli  juga menunjukkan bahwa hujan meteor mengikuti garis edar sama seperti  komet. Dari sana, ia menduga bahwa hujan meteor sebenarnya adalah puing  sebuah komet.
Marteen Schmidt (1929-...)
Seorang  ahli astronomi Amerika yang menemukan jarak-jarak kuasar dalam alam  semesta. Di tahun 1963 ia mula-mula mengukur pergeseran merah dari  kuasar C 273 yang ternyata begitu besar sehingga menurut hukum Hubble ia  seharusnya terletak jauh diluar galaksi kita.
Harlow Shapley (1885-1972)
Seorang  ahli astronomi Amerika yang di tahun 1921 pertama kali menghitung  ukuran sebenarnya dari galaksi kita, dan menunjukkan bahwa Matahari  tidak terletak di pusatnya. Shapley mengajukan gagasannya dari suatu  studi mengenai kelompok globular perbintangan yang tersebar dalam suatu  cincin di sekitar galaksi kita. Dengan mengukur jaraknya dari  kecerlangan bintang yang dikandungnya, ia memperkirakan bahwa galaksi  kita kira-kira berdiameter 100.000 tahun cahaya dan bahwa Matahari  terletak kira-kira 30.000 tahun cahaya dari pusatnya.
Clyde Tombaugh (1906-1997)
Ahli  astronomi Amerika yang pada bulan Februari 1930 menemukan planet Pluto  dengan mempergunakan gambar-foto yang diambil di observatorium Lowell.  Setelah penemuan Pluto, Tombaugh melanjutkan survey foto sekeliling  langit untuk mencari planet lain yang mungkin ada, tetapi tidak  menemukan sesuatu.
Carl von Weizsacker, (1912-...)
Seorang  astronom Jerman yang dalam tahun 1945 menggagas dasar teori-teori  modern mengenai asal mula tata surya. Ia membayangkan bahwa planet  terbentuk dari kumpulan partikel-partikel debu yang berasal dari sebuah  cakram yang terdiri dari materi yang mengelilingi Matahari saat masih  muda. Teorinya ini merupakan perubahan dari teori sebelumnya yang  digagas oleh Kant dan Laplace.